Minggu, 01 November 2009

gaya hidup bebas

Gaya pacaran

perasaan sayang dan nafsu memang sulit dibedakan. sangat tipis. namun, kita dapat memberikan penilaian dari sesuatu yang nampak darinya. karenanya dalam level manapun (Usia) orang yang berpacaran apalagi di usia remaja, perlu diwaspadai oleh lingkungannya.

nafsu, memang tidak memandang siapapun, bodoh atau pintar, kaya miskin. apabila seseorang telah dikuasai olehnya, apapun bisa terjadi. karenanya sedikit banyak hubungan dengan lawan jenis, meskipun tanpa pacaran bisa memunculkan nafsu, apalagi hubungan atas nama pacaran.

Ciuman bibir.

saya kira masih banyak sesuatu yang positif yang bisa dilakukan selain melakukan ciuman bibir. ada beberapa hal yang perlu anda catat, apakah ada jaminan jika nantinya pacar anda akhirnya menjadi pasangan suami/istri anda? tentu akan menjadi aib besar jika akhirnya pacar anda tidak menjadi istri/suami anda. dan apakah rahasia itu akan tertutup rapat oleh pacar anda nantinya? bila tidak, tentu saja bisa membuat hubungan keluarga anda menjadi ancaman. belum lagi apabila anak anda akhirnya mengetahui tentang masa lalu anda. sebaiknya anda menjaga diri baik-baik demi masa depan dan nama baik anda.

saran saya buat para ortu/pendidik:

>> Perbanyak diskusi/kajian mengenai pacaran. baik buruknya, serta dampaknya, syukur jika ada forum khusus tentang hal itu. persoalan yang banyak terjadi hari ini adalah sangat minimnya kajian tentang hal ini. belum lagi sikap reaktif para pendidik dan orangtua yang mengetahui anak-anaknya berpacaran. intinya wawasan tentang pacaran bagi remaja perlu ditingkatkan.

>> Membuka kanal dialog antara orangtua dengan anak atau guru dengan murid. orangtua/guru yang reaktif, hanya menjadikan anak atau muridnya tertutup, yang menyebabkan kesulitan memonitoring mereka. cobalah menjadi pendengar yang baik.

>> Permudah jalan menuju pernikahan, jangan dipersulit. kedewasaan seseorang kadang membutuhkan proses yang lama. dengan seseorang yang menikah muda, proses kedewasaan seseorang akan lebih cepat. kalaupun akhirnya terjadi perceraian, itu masih lebih baik bagi diri dan keluarganya daripada harus menanggung malu akibat kehamilan diluar nikah/aborsi. kalaupun bisa ditutup rapat, tetap saja beban perilaku buruk tetap menghantui.

>> Jangan lupakan Tuhan. siapa lagi yang akan menjaga dan menentukan masa depan kita selain Dia.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com